Incident
Command System dan Triage
Incident Command System (ICS)
Di sini tidak akan dijelaskan secara
rinci mengenai hal ini karena bahasan ini merupakan suatu topik pelatihan
sendiri. Perlu diketahui oleh penolong
bahwa sistem ini sebenarnya sudah ada dan baku, pelaksanaannya
tergantung dari masing-masing daerah.
Di Indonesia ICS ini sering dikenal
sebagai POSKO, yang tugas dasarnya adalah mengatur penanggulangan korban banyak
atau bencana. Bagaimana melakukan pemilahan korban, bagaimana dan kemana korban
di evakuasi, menggunakan apa, siapa yang bertugas di mana, kemana dan semua hal
lain yang berhubungan dengan pengaturan di lokasi.
Secara umum pada penanggulangan
korban banyak perlu di atur tempat sedemikian rupa sehingga ada :
1. Daerah triage
Pada dasarnya daerah
ini merupakan areal kejadian.
2. Daerah pertolongan
Setelah pasien
ditentukan triagenya maka dipindahkan ke daerah penampungan di mana pertolongan
diberikan.
3. Daerah transportasi
Pada daerah ini
berkumpul semua kendaraan yang akan digunakan untuk mengevakuasi para korban,
termasuk pencatatan data pengiriman korban.
4. Daerah penampungan penolong dan peralatan.
Pada daerah ini para
penolong yang baru datang atau sudah bekerja berkumpul, di data dan di atur
pembagian kerjanya. Bila kejadiannya besar maka daerah
penampungan juga diperlukan untuk peralatan, barang-barang lainnya.
Peran Penolong Pertama
Sebagai penolong
kita harus mengetahui sistem yang ada, terutama apa yang harus dilakukan pada
fase awal, pada dasarnya penolong harus :
- Mendirikan Posko dan komandonya
- Menilai keadaan
- Meminta bantuan sesuai keperluan
- Mulai melakukan triage
Penilaian keadaan
Setelah menentukan suatu kejadian
sebagai kasus dengan korban banyak maka hal yang paling penting dilakukan
adalah menahan diri untuk tidak langsung memberikan pertolongan kepada
perorangan. Nilai hal-hal sebagai berikut :
- Keadaan
- Jumlah penderita
- Tindakan khusus
- Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan
- Hal lain yang dapat berdampak pada situasi dan kondisi
- Berapa banyak sektor yang diperlukan
- Wilayah atau areal penampungan
Buat suatu laporan singkat, sehingga
bantuan yang akan datang akan sesuai dengan keperluan.
Triage
Triage berasal dari
bahasa Perancis yang berarti pemilahan. Dalam dunia medis istilah ini
dipergunakan untuk tindakan pemilahan korban berdasarkan prioritas pertolongan
atau transportasinya.
Prinsip utama dari triage adalah
menolong para penderita yang mengalami cedera atau keadaan yang berat namun
memiliki harapan hidup.
Salah satu metode yang paling
sederhana dan umum digunakan adalah metode S.T.A.R.T atau Simple
Triage and Rapid Treatment. Metode ini membagi penderita menjadi 4
kategori :
1. Prioritas 1
– Merah
Merupakan prioritas utama,
diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol,
penurunan status mental
2. Prioritas 2
– Kuning
Merupakan
prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami keadaan
seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan alat gerak,
patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung.
3.
Prioritas 3 – Hijau
Merupakan
kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai ‘Walking Wounded”
atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.
4.
Prioritas 0 – Hitam
Diberikan
kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan.
Pelaksanaan triage dilakukan dengan
memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas. Tanda triage dapat bervariasi
mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatan dengan bahan yang
warnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah
ditentukan. Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka
label lama jangan dilepas tetapi diberi
tanda, waktu dan pasang yang baru.
Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T
Untuk memudahkan
pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan sebagai berikut :
1.
Kumpulkan semua
penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang telah ditentukan,
dan beri mereka label HIJAU.
2.
Setelah itu alihkan
kepada penderita yang tersisa periksa :
3.
Pernapasan :
a.
Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit
beri label MERAH.
b.
Bila penderita tidak bernapas maka upayakan
membuka jalan napas dan bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan
mulai maka beri label MERAH, bila tidak beri HITAM.
c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu
pengisian kapiler.
4.
Waktu pengisian kapiler :
a.
Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri
MERAH, hentikan perdarahan besar bila ada.
b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.
c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial
penderita. Bila tidak ada maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah
rendah dan perfusi jaringan sudah menurun.
5.
Pemeriksaan status mental :
a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana
b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah
sederhana maka beri MERAH.
c.
Bila mampu beri KUNING.
Setelah memberikan label kepada penderita maka tugas
anda berakhir segera lanjutkan ke penderita berikut.
0 komentar:
Posting Komentar